Filsafat
atau Ilmu filsafat, mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Dan di semester 2
ini saya mendapatkan mata kuliah ini. Sebelumnya saya sama sekali tidak
mengetahui apa sih yang dipelajari di dalamnya itu ada apa aja sih yang
terkandung dan terkait dalam ilmu filsafat itu. Sekarang saya pun baru memulai
mempelajarinya , dengan bimbingan dosen bernama Pak Edi Setiawan, dan
benar-benar masih belum terlalu memahami semuanya yang apa aja sih yang
terkandung di dalam mata kuliah ini.
Pertama
kalinya beliau masuk kelas dengan menjelaskan beberapa hal mengenai ya tentunya
tentang mata kuliah filsafat ini. Jujur saja, pertama kali beliau menjelaskan
saja benar-benar diharuskan kita untuk bisa berpikir kritis karena menurut saya
ilmu filsafat ini bisa di bilang bisa menguras pikiran kita sendiri. Mahasiswa
pun dituntut untuk berfikir secara kritis dalam menanggapi semua kejadian di
dunia di manapun entah apapun entah hal apapun yang mungkin tidak terpikirkan
oleh kita sendiri terkadang menjadi sebuah perbincangan. Beliau pun menganjurkan kami untuk membeli
sebuah buku karangan dari Mulyadi Kartanegara, Prof Dr. Idzam Fautanu, Ahmad
Tafsir, Kuntowijoyo ya terserah sih mau memilih buku karangan dari siapa.
Pada
akhirnya saya membeli buku karangan dari Ahmad Tafsir yang benar-benar saya
tidak pahami dengan membaca terlebih dahulu daftar isinya, Loh ini buku kenapa
ngebahas hal mistik segala dan pengetahuan ilmu sain kan benar-benar aneh.
Lalu, saya pun penasaran untuk memulai ingin membacanya dan disitu banyak sekali
pembahasan yang mungkin ya benar yang mungkin tidak pernah kita pikirkan atau
pun kita bayangkan sekali pun menjadi sebuah perbincangan di dalam Ilmu
Filsafat ini, dan yang kadang kala membuat semakin membingungkan dan sulit
untuk diterima, karena jawaban dari peristiwa tidak dapat dijelaskan dengan
logika manusia.
Ternyata,
lama-kelamaan baru membaca pendahuluannya saja bisa dibayangkan dan pada
kesimpulannya belajar ilmu Filsafat ini mempelajari bagaimana peristiwa dalam
kehidupan jika kita sangkutkan dengan akal, akankah slalu lurus dan bisa atau
tidak sih kita terima oleh akal kita sendiri. Mungkin, kita tidak akan mencari
tahu jika memang pikiran kita sudah tidak sampai.
Oke,
dan disini saya diharuskan untuk membahas , gimana sih pengalaman kita dalam
mendapatkan ilmu pengetahuan? Lalu dihubungkan dengan paradigma. Disini saya juga bingung mau membahas apa
hehe. Oke Bismillah!
Ketika
saya sedang mengikuti sebuah kajian bersama orang tua saya, ternyata dalam
kajian itu sudah disusun rapi dengan tema kalau tidak salah, manfaatnya membaca Al-Quran sehari-hari. Dan di dalam kajian itu
saya menyimak banyak pembicara menjelaskan tentang manfaatnya membaca Al-Quran
dan menurut saya cukup menarik untuk disimak. Dan pada era ini pun, mungkin sudah susah untuk kita sekali pun
membuka Al-Quran itu sendiri padahal di dalam Al-Quran itu banyak segudang
pedoman kehidupan, utamanya untuk umat islam itu sendiri. Dan jujur saja, saya
pun merasa langsung tersadar , iya memang benar kenyataannya di dalam Al-Quran
itu sendiri banyak sekali sebuah amanat-amanat atau pun bisa dibilang larangan
apa saja yang harus kita hindari dan kebaikan apa saja yang harus kita lakukan
semasa hidup di dunia ini. Dan dari banyak simakan panjang itu yang saya ingat,
bahwa membaca Al-Quran sehari-hari bisa mecerdaskan otak kita dan berpengaruh
besar bagi kehidupan jasmani dan rohani dan ya tatkala juga kalau kita
membacanya kita akan mendapatkan pahala (kebaikan).
Dan ini
bisa dikatakan logis-rasional, dan yang rasional nya ya tentunya dalam
meningkatkan kecerdasan itu sendiri dengan cara belajar sebanyak mungkin,
belajar cepat membaca,olahraga otak,dsb itu semua bisa meningkatkan kecerdasan
kita sendiri. Dan untuk logis memang isi Al-Quran itu logis dan sudah banyak
penelitian di berbagai negara bahwa dengan membaca sehari-hari Al-Quran memang
bisa menigkatkan kecerdasan otak kita contoh penilitian dari Prof. Muhammad
Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5
orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut
sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa
yang akan diperdengarkannya adalah Al-Quran.
Selain bernilai ibadah dalam membacanya, dan bacaannya pun bisa
memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika
mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan IQ, EQ, dan kecerdasannya
dalam membaca Al-Quran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ) . Dan Allah pun
mengatakan di (QS. 7:204) “Dan apabila
dibacakan Al-Quran, simaklah dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat
rahmat”