Blog

Joe's Food Blog
Ilmu Filsafat (again)
Film 3 Idiots.
 Yaaaa disini saya disibukkan kembali oleh tugas ilmu filsafat yang entah di berikan tugas oleh Dosen saya, untuk menonton atau melirik bagaimana sih makna dari film 3 Idiots ini. Ternyata banyak sekali makna yang terlontarkan di dalam film tersebut, terutamanya dalam dunia pendidikan di India, ya mungkin bisa kita katakan sama cara maupun jenis pendidikan disana dengan di Indonesia ini.
Film ini adalah adaptasi dari sebuah novel Five Point Someone , yang mengupas kelebihan dan kelemahan sistem pendidikan di India dalam bentuk cerita remaja. Film bernada kritis ini, meskipun disuguhkan dalam bentuk komedi dan drama, seolah-olah seperti mengupas praktik nyata di dunia pendidikan kita yang tak jarang memacu mahasiswa hanya untuk sekedar dapat nilai bagus, lulus, kerja, dan kaya tanpa memperdulikan potensi lain yang ada dalam dirinya. Konsep yang me-“rimba” ini hanya akan menguntungkan mereka yang benar-benar kompetitif dan pintar, lalu melumat habis-habis mereka yang sebenarnya cerdas, tapi tidak ditangani dengan sistem yang baik. Di sisi lain, sistem yang hanya mementingkan kompetisi akan membuat mahasiswa tidak pernah berpikir kreatif, karena takut bahwa hasil karyanya tidak sesuai dengan yang diinginkan dosen atau institusi.
            Pesan lain yang cukup mengena adalah, milikilah kepercayaan terhadap diri sendiri. Sang Sutradara ingin berpesan, “jadilah orang yang memahami kemampuan diri sendiri dan maksimalkan potensi yang ada, niscaya kesuksesan akan menyertai”. Maka disini bisa saya simpulkan,  sebagian besar dalam pikiran mahasiswa adalah kuliah untuk mendapatkan nilai dan ijazah yang pada akhirnya digunakan untuk mencari pekerjaan. Sebaliknya, Rancho menganggap bahwa kuliah hanya sarana untuk belajar dan mencari ilmu bukan digunakan untuk mencari pekerjaan nantinya.
            Hal itu berbeda dengan zaman sekarang ini yang menganggap bahwa kuliah hanyalah sarana untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, sehingga banyak sekali mahasiswa yang setelah lulus lalu menganggur karena mereka tidak memikirkan untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri.Ini menunjukkan bahwa apabila ahli dalam bidang jurusan kita maka dengan sendirinya pekerjaan itu akan menghampiri kita sendiri. Jadi di mana pun kita kuliah, apapun bidang kita, maka pekerjaan akan mudah didapat asalkan kita ahli dan mencintai bidang tersebut.
            Belajar harus dilakukan tanpa ada beban, sehingga akan membuahkan hasil yang memuaskan dan pada akhirnya kesuksesan akan mengikuti kita. Nah pada intinya sih ya hubungannya dengan mata kuliah Filsafat Ilmu ini, cara memperoleh ilmu pengetahuan itu tidak hanya terpaku dengan yang ada di dalam ruang lingkup perkuliahan saja, tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama dan tidak semua orang pun juga mampu dalam mempelajari mata perkuliahan yang di haruskan untuk kita mempelajarinya. Nah, dari film ini bisa kita ambil kesimpulan bahwa dalam memperoleh ilmu pengetahuan ialah tergantung pada nalar(logika) kita, pada intuisi kita, dan lalu yang paling penting adalah dengan adanya keyakinan. Semuanya sudah tersebutkan dengan jelas pada film 3 Idiots ini.

Sudah, Terima Kasih(;



                Filsafat atau Ilmu filsafat, mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Dan di semester 2 ini saya mendapatkan mata kuliah ini. Sebelumnya saya sama sekali tidak mengetahui apa sih yang dipelajari di dalamnya itu ada apa aja sih yang terkandung dan terkait dalam ilmu filsafat itu. Sekarang saya pun baru memulai mempelajarinya , dengan bimbingan dosen bernama Pak Edi Setiawan, dan benar-benar masih belum terlalu memahami semuanya yang apa aja sih yang terkandung di dalam mata kuliah ini.
                Pertama kalinya beliau masuk kelas dengan menjelaskan beberapa hal mengenai ya tentunya tentang mata kuliah filsafat ini. Jujur saja, pertama kali beliau menjelaskan saja benar-benar diharuskan kita untuk bisa berpikir kritis karena menurut saya ilmu filsafat ini bisa di bilang bisa menguras pikiran kita sendiri. Mahasiswa pun dituntut untuk berfikir secara kritis dalam menanggapi semua kejadian di dunia di manapun entah apapun entah hal apapun yang mungkin tidak terpikirkan oleh kita sendiri terkadang menjadi sebuah perbincangan.  Beliau pun menganjurkan kami untuk membeli sebuah buku karangan dari Mulyadi Kartanegara, Prof Dr. Idzam Fautanu, Ahmad Tafsir, Kuntowijoyo ya terserah sih mau memilih buku karangan dari siapa.
                Pada akhirnya saya membeli buku karangan dari Ahmad Tafsir yang benar-benar saya tidak pahami dengan membaca terlebih dahulu daftar isinya, Loh ini buku kenapa ngebahas hal mistik segala dan pengetahuan ilmu sain kan benar-benar aneh. Lalu, saya pun penasaran untuk memulai ingin membacanya dan disitu banyak sekali pembahasan yang mungkin ya benar yang mungkin tidak pernah kita pikirkan atau pun kita bayangkan sekali pun menjadi sebuah perbincangan di dalam Ilmu Filsafat ini, dan yang kadang kala membuat semakin membingungkan dan sulit untuk diterima, karena jawaban dari peristiwa tidak dapat dijelaskan dengan logika manusia.
                Ternyata, lama-kelamaan baru membaca pendahuluannya saja bisa dibayangkan dan pada kesimpulannya belajar ilmu Filsafat ini mempelajari bagaimana peristiwa dalam kehidupan jika kita sangkutkan dengan akal, akankah slalu lurus dan bisa atau tidak sih kita terima oleh akal kita sendiri. Mungkin, kita tidak akan mencari tahu jika memang pikiran kita sudah tidak sampai. 
                Oke, dan disini saya diharuskan untuk membahas , gimana sih pengalaman kita dalam mendapatkan ilmu pengetahuan? Lalu dihubungkan dengan paradigma.  Disini saya juga bingung mau membahas apa hehe.  Oke Bismillah!
                Ketika saya sedang mengikuti sebuah kajian bersama orang tua saya, ternyata dalam kajian itu sudah disusun rapi dengan tema kalau tidak salah, manfaatnya membaca Al-Quran sehari-hari. Dan di dalam kajian itu saya menyimak banyak pembicara menjelaskan tentang manfaatnya membaca Al-Quran dan menurut saya cukup menarik untuk disimak. Dan pada era ini pun,  mungkin sudah susah untuk kita sekali pun membuka Al-Quran itu sendiri padahal di dalam Al-Quran itu banyak segudang pedoman kehidupan, utamanya untuk umat islam itu sendiri. Dan jujur saja, saya pun merasa langsung tersadar , iya memang benar kenyataannya di dalam Al-Quran itu sendiri banyak sekali sebuah amanat-amanat atau pun bisa dibilang larangan apa saja yang harus kita hindari dan kebaikan apa saja yang harus kita lakukan semasa hidup di dunia ini. Dan dari banyak simakan panjang itu yang saya ingat, bahwa membaca Al-Quran sehari-hari bisa mecerdaskan otak kita dan berpengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani dan ya tatkala juga kalau kita membacanya kita akan mendapatkan pahala (kebaikan).

                Dan ini bisa dikatakan logis-rasional, dan yang rasional nya ya tentunya dalam meningkatkan kecerdasan itu sendiri dengan cara belajar sebanyak mungkin, belajar cepat membaca,olahraga otak,dsb itu semua bisa meningkatkan kecerdasan kita sendiri. Dan untuk logis memang isi Al-Quran itu logis dan sudah banyak penelitian di berbagai negara bahwa dengan membaca sehari-hari Al-Quran memang bisa menigkatkan kecerdasan otak kita contoh penilitian dari Prof. Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al-Quran.  Selain bernilai ibadah dalam membacanya, dan bacaannya pun bisa memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan IQ, EQ, dan kecerdasannya dalam membaca Al-Quran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ) . Dan Allah pun mengatakan di (QS. 7:204) “Dan apabila dibacakan Al-Quran, simaklah dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”